JAYAPURA, papuaku.com – Umat Katolik di tanah Papua diimbau tidak terprovokasi dengan ocehan ataupun tanggapan yang dilakukan oleh oknum tokoh agama yang telah membuat resah kehidupan beragama di Bumi Cenderawasih.
Demikian imbauan ini disampaikan oleh Ketua PMKRI Cabang Jayapura, Jasman Yalehet di Kota Jayapura, Kamis (1/2/2024) saat jumpa pers usai melaporkan oknum tokoh agama berinisial IS yang juga anggota MRP Papua Pegunungan di Ditreskrimum Polda Papua.
Oknum tokoh agama tersebut dinilai telah melukai perasaan orang atau umat Katolik, dimana telah menghina Uskup Jayapura Mgr Yanuarius Theopilus Matopai You dalam percakapan di media sosial dengan kalimat yang kurang pantas.
“Kami telah melaporkan saudara Ismail Asso bersama saudara lainnya, yang telah mencederai atau menyebutkan Bapak Uskup Jayapura dengan kata-kata yang tidak beretika dan bermoral didalam komentar setiap grup (WhatsApp) yang dibagikan,” katanya.
“Dan harapan kami kepada umat Katolik di tanah Papua, bisa menahan diri dalam proses tindaklanjuti oleh aparat keamanan, agar tidak membuat tindakan yang berlebihan. Kita tahu bersama bahwa tindakan tersebut ada hal lain yang mungkin diciptakan dalam suasana hari ini. Kami dari semua umat dan tokoh katolik yang ada hari ini hadir meminta semua umat untuk menahan diri, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan bersama,” pintanya.
Jasman mengaku bahwa dalam pelaporan kasus tersebut ke aparat kepolisian, bukan pihaknya saja yang datang namun semua elemen umat Katolik turut hadir seperti dari WKRI, ISAKA, ICAKAP, dan OMK hingga warga biasa ikut datang dengan harapan persoalan tersebut bisa segera ditangani.
“Harapannya saudara Ismail Asso agar bisa berikan keterangan terkait postingan di media sosial WhatsApp dan minta maaf di depan publik,” pinta Jasman.
Sementara itu, Ketua Pemuda Katolik Komda Papua, Melianus Asso mengaku sangat menyesalkan pernyataan berupa tanggapan yang disampaikan oleh seorang tokoh agama (Ismail Asso) tersebut dan telah meminta kepada aparat keamanan untuk segera menangkap yang bersangkutan.
“Kami hadir di Mapolda Papua guna melaporkan Pak Ismail Asso sebagai ustad (tokoh agama), yang mana telah mencederai umat Katolik dan juga semua umat yang ada di Tanah Papua. Kami merasa kecewa atas pernyataan yang disampaikan dan kami merasa bahwa itu pernyataan yang salah, pernyataan yang keliru,” katanya.
Mengutip pemberitaan Harian Cenderawasih Pos yang berhasil menghubungi Ismail Asso via telepon menyampaikan bahwa ia menyampaikan itu lebih ke ranah privat dan meminta tidak ditarik ke politis.
Ismail bermaksud bahwa lokasi yang disengketakan adalah tanah nenek moyangnya karena agama dan pemerintah sejatinya tidak memiliki lokasi.
“Yang punya adalah adat dan yang di berita setelah saya telusuri beliau bukan orang Walesi jadi lebih baik orang adat yang punya tanah yang berkomentar,” katanya.
“Sebaliknya masalah lokasi atau tanah ini diselesaikan oleh ahlinya, dan jangan yang bukan ahli tapi ikut berkomentar. Agama dan pemerintah tidak punya lokasi jadi jangan seret-seret terlalu jauh, jadi biar yang punya lokasi saja yang berkomentar. Maksud saya disitu,” kata Ismail Asso. (papuaku)
Pewarta : Bagus Wicaksono