MANOKWARI, papuaku.com – Kepala Balai Guru Penggerek (BGP) Papua Barat, Tuning Supriyadi, MPd menyebutkan bahwa program awan penggerak diperuntukkan bagi sekolah yang kesulitan mengakses jaringan internet.
“Awan penggerak bagi sekolah yang ada di daerah 3T atau daerah khusus yang tidak ada jaringan internet atau memiliki kecepatan internet di bawah 2 Mbps,” ujarnya, Rabu (20/3/2024).
Ia menyebutkan sekolah-sekolah di Papua Barat dan Papua Barat Daya sekitar 36 persen yang tidak ada jaringan internet atau minim jaringan internet.
Oleh karena itu, hal tersebut membuat para guru di daerah 3T kesulitan mendapatkan akses informasi dan pelatihan.
Baca Juga : 11 UPT Kemendikbudristek Inisiator Awan Penggerak, Salah Satunya BGP Papua Barat
“Kalau mengundang guru-guru dari daerah 3T atau daerah khusus membutuhkan biaya yang besar,” sebutnya.
Ia menjelaskan sistem kerjanya, seolah-olah menggunakan jaringan internet yang bisa mengakses Platform merdeka mengajar dan merdeka belajar namun berbentuk offline.
“Perangkat Komputer atau Laptop di sekolah digunakan sebagai server dan HP, chromebook guru dan murid sebagi usernya,” jelasnya.
“Ini mirip dengan pada saat kita akses multimedia di dalam pesawat yang tidak ada jaringan internet namun kita bisa mengakses fasilitas yang diberikan maskapai seperti menonton film,” kata Tuning menerangkan.
Dirinya bersyukur bahwa awan penggerak mendapat respon yang positif oleh para guru yang ada di daerah 3T.
“Selama ini kekurangan akses dan sekarang sudah bisa mengikuti pelatihan dan cepat mendapatkan sertifikat,” ucapnya.
“Keuntungannya adalah mengunggah aksi nyata. Pada Platform Merdeka Mengajar ketika mengunggah aksinya nyata harus di kurasi sehingga membutuhkan waktu dan proses, berbeda dengan awan penggerak yang gurunya hanya 5-6 sehingga proses kurasi lebih cepat dan lebih cepat mendapatkan sertifikat,” pungkasnya. (papuaku)
Pewarta : Bagus Wicaksono