29.7 C
Jayapura
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Enggan Pindah Meski Berisiko Hilang Nyawa, di Bolivia Ada Rumah ‘Bunuh Diri’

Published:

PAPUAKU, – Meski ‘ancaman kematian’ sudah di depan mata, para penghuni ratusan rumah di pinggiran kota El Alto, Bolivia, tetap enggan meninggalkan tempat tinggal dan tempat usaha mereka.

Mengapa disebut ‘ancaman kematian’? Rupanya, melansir straitstimes, ratusan bangunan itu berdiri di tepi jurang tanah curam, hingga mendapat julukan suicide homes alias rumah bunuh diri karena risiko tinggi terkena longsor yang berdampak pada kematian. Permukiman yang berada di Avenida Panorámica dan La Ceja, salah satu kawasan komersial tersibuk di El Alto, menarik perhatian karena lokasinya yang sangat berbahaya

Dalam beberapa pekan terakhir, hujan deras telah melanda ibu kota Bolivia dan sekitarnya, sehingga meningkatkan risiko longsor di area tersebut. Meski demikian, penghuni rumah-rumah ini, mayoritas terdiri dari pedagang dan dukun tradisional lokal yang dikenal sebagai yatiri, bersikeras tidak akan meninggalkan tempat mereka.

Baca Juga:  Diselimuti Berlian Swarovski, Perusahaan di Jepang Jual Air Minum Kemasan dengan Harga Selangit

“Kami tidak akan pindah dari tempat ini, karena ini adalah tempat kerja kami sehari-hari,” ujar seorang yatiri. “Namun, kami akan merawat tanah ini, terutama dengan mengalirkan air hujan agar tidak menyebabkan erosi.”

Sayangnya, upaya untuk mencegah erosi tanah akibat air hujan tidak semudah yang dibayangkan. Menurut Sekretaris Kota untuk Air, Sanitasi, Manajemen Lingkungan, dan Risiko Gabriel Pari, risiko longsor di wilayah ini sangat besar sehingga bangunan harus segera dikosongkan demi keselamatan penghuni.

** Baca Juga: Nelayan di Kabupaten Manokwari Selatan Siap Dukung Kamtibmas Agar Tetap Aman dan Kondusif

“Jurang di lembah ini memiliki kemiringan 90 derajat,” jelas Pari. “Karena itu, kami ingin mereka meninggalkan tempat ini. Jika mereka tidak mau pergi, kami harus menggunakan pemaksaan.”

Rumah-rumah yang rapuh ini, terbuat dari bata dan dilapisi atap seng bergelombang, memiliki makna penting bagi para yatiri. Banyak dari mereka bersikeras untuk tetap tinggal, bahkan mengusulkan solusi berbasis kepercayaan tradisional.

Baca Juga:  Indahnya, Lampu Jalan Ini Akan Bercahaya Jika Ada Orang di Bawahnya

“Kami bisa melakukan upacara persembahan. Kami melakukannya sebagai bentuk pembayaran kepada Pachamama, dan dengan cara ini tanah tidak akan bergerak,” ujar seorang dukun. “Ini seperti memberikan makanan, dan tempat ini tidak akan runtuh. Sebaliknya, tanah akan stabil.”

Pachamama, dewi yang dihormati oleh masyarakat adat Andes, diyakini dapat menjaga keseimbangan alam jika diberi persembahan yang sesuai. Namun, para ahli tetap skeptis bahwa ritual tradisional ini bisa mencegah longsor yang sudah mendesak.

Rumah-rumah di tepi jurang ini telah lama berada dalam kondisi berbahaya. Namun, perubahan iklim dan hujan lebat yang terjadi belakangan ini semakin memperburuk risiko longsor.(ilj/bbs)

Advertorial



Berita Untuk Anda

Tingkatkan Asupan Gizi Masyarakat, Program MBG Hadir di Distrik Masni Manokwari

MANOKWARI, papuaku.com – Anggota Komisi IX DPR RI bersama mitra kerja Badan Gizi Nasional (BGN) menggelar sosialisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Distrik...

Halal Bi Halal MUI Papua Barat, Ahmad Nausrau Pamit

MANOKWARI, papuaku.com - Wakil Gubernur Papua Barat Daya KH. Ahmad Nausrau, S.Pd.I., MM memohon pamit kepada seluruh dewan pimpinan dan pengurus MUI Papua Barat...
spot_img

Mulyadi Djaya Ditunjuk Plt Ketua MUI Papua Barat 2025-2026

MANOKWARI, papuaku.com - DR. Ir. H. Mulyadi Djaya., M.Si ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua Barat, sisa masa...

Ratusan BB Laka dan Tilang Menumpuk, Warga Diminta Untuk Segera Ambil Jika Tidak Akan Dimusnahkan

MANOKWARI, papuaku.com – Ratusan Barang Bukti (BB) Kecelakaan dan tindakan penilangan saat ini menumpuk di Satlantas Polresta Manokwari. Kasatlantas Polresta Manokwari, Iptu Nurfah Tajong...

Gubernur Dominggus Mandacan Launching Pengolahan Limbah B3

MANOKWARI, papuaku.com - Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan launching operasional pengolahan limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) atau insinerator, Jumat (2/5/2025). Baca Juga : Upacara Hardiknas, Dominggus...

Upacara Hardiknas, Dominggus Mandacan : Wujudkan Pendidikan Bermutu

MANOKWARI, papuaku.com - Pemerintah Provinsi Papua Barat melaksanakan upacara memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2025. Hardiknas tahun 2025 mengusung tema partisipasi semesta...

Hari Buruh, Serikat Buruh Papua Barat Gelar Jalan Santai

MANOKWARI, papuaku.com - Peringati Hari Buruh Sedunia, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) 1992 Papua Barat menggelar jalan santai, Kamis (1/5/2025). Jalan...