SORONG, papuaku.com – Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Papua Barat menyelenggarakan workshop tata kelola BBGP/BGP Wilayah VI pada 18-21 Mei 2024 di Kota Sorong Provinsi Papua Barat Daya.
Baca Juga : BGP Papua Barat Laksanakan Lokakarya Kepemimpinan Sekolah di Sorong
Kepala BGP Papua Barat, Tuning Supriyadi, MPd mengatakan berdasarkan Permendikbud nomor 14 tahun 2022, BBGP/BGP mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan guru, pendidik lainnya, tenaga kependidikan, calon kepala sekolah, kepala sekolah, calon pengawas sekolah, dan pengawas sekolah.
“Kita perlu menyamakan persepsi mengenai definisi dan indikator implementasi fungsi BBGP/BGP (8 Fungsi untuk BBGP dan 7 Fungsi untuk BGP), menyepakati definisi dan indikator implementasi fungsi BBGP/BGP dan menyusun instrumen evaluasi kelembagaan dan tata cara penguisiannya untuk diterapkan selama periode Pengisian Instrumen Evaluasi Kelembagaan,” ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa kegiatan tersebut diikuti enam perwakilan dari BBGP/BGP Wilayah VI, yang terdiri dari BBGP Sulawesi Selatan, BGP Gorontalo, BGP Maluku, BGP Maluku Utara, BGP Papua dan BGP Papua Barat.
“43 total peserta hadir dan 16 peserta tidak hadir. Selain itu, bagi peserta yang tidak hadir akan mengikuti secara luring, akan difasilitasi untuk mengikuti kegiatan secara daring,” sebutnya.
Ia menuturkan bahwa kegiatan ini sangat penting untuk diikuti. BGP Papua Barat sendiri ada beberapa fungsi yang belum dilakukan.
“Persoalan dari hal tersebut dikarenakan SDM terbatas dan transportasi antar kab/kota yang memerlukan banyak waktu, sehingga fokus hanya terpusat pada 3 program prioritas,” tuturnya.
Sementara itu, Kabag Umum BBGP Sulawesi Selatan yang mewakili Kepala BBGP Sulawesi Selatan menyampaikan permohonan maaf karena pimpinan tidak bisa hadir dalam kegiatan tersebut.
Ia mengatakan ada beberapa poin yang perlu persepsi mengenai definisi dan indikator implementasi fungsi BBGP/BGP, merancang kegiatan berdasarkan tupoksi dan yang berkaitan dengan kepegawaian, pengembangan model dari tahap perencanaan sampai terbentuknya model, tidak melupakan pendidik lainnya (laboran, pustakawan, pamong, penilik dkk), dan adanya tindak lanjut setelah selesai kegiatan.
“Saya berharap kita dapat memperbaiki arsip Lembaga, menatanya dengan baik dan sama-sama saling menyiapkan dan membantu,” pungkasnya. (papuaku)
Pewarta : Bagus Wicaksono