MANOKWARI, papuaku.com – Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat mengadakan pertemuan tahunan di Manokwari, Senin (4/12/2023).
Plt. Sekda Papua Barat, Dr. Yacob S. Fonataba MSi mengatakan pemerintah Papua Barat bersama Bank Indonesia kini menumbuhkan ekonomi berkelanjutan.
Hal ini guna membangun kesejahteraan masyarakat di Papua Barat.
“Mari kita bersama terus perkuat koordinasi, kolaborasi dan komunikasi yang efektif baik pemerintah, Bank Indonesia, swasta dan masyarakat,” ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa peran penting kolaborasi adalah dalam menghadapi berbagai isu.
Bank Indonesia telah menyikapi berbagai perubahan yang strategis sehingga terdapat kebijakan yang berkontribusi terhadap pembangunan baik daerah maupun nasional.
“Kita mendapati tantangan yang perlu adanya satu pemikiran bersama baik di sektor roll, fiskal maupun moneter,” sebutnya.
Ia mengungkapkan bahwa berdasarkan data BPS Papua Barat, indeks harga konsumen dalam tahun ke tahun pada November 2023 mengalami inflasi sebesar 2,93 persen.
“Manokwari mengalami inflasi sebesar 3,12 persen. Tingkat inflasi yang terjaga tidak terlepas dari peran tim pengendalian inflasi daerah (TPID) serta kolaborasi yang tercipta antara pemerintah daerah dan bank indonesia,” ungkapnya.
“Kita masih menghadapi jelang hari besar keagamaan dan tahun baru. Secara pola historis beresiko mengalami lonjakan inflasi,” imbuhnya.
Menurutnya, tingkat inflasi yang terkendali sangat penting dipastikan dan tetap mengarah pada strategi keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, serta komunikasi yang efektif.
Selain inflasi, Papua Barat juga mengalami pertumbuhan PDRB sebesar 3,73 persen dari tahun ke tahun.
Pertumbuhan tersebut membaik jika dibandingkan dengan Triwulan II 2023.
“Kita masih mendapat topangan dari sektor migas terutama LNG,” bebernya.
“Kita harus mulai mengembangkan sektor alternatif agar tidak selamanya bergantung pada sektor migas yang tentu akan mengalami penurunan cadangan alam,” imbuhnya. (gos/red)