SWISS, papuaku.com – Pertamina Foundation menggandeng Eastern Switzerland University of Applied Sciences (OST) melalui penandatanganan MoU guna mendukung pendirian kampus Vokasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Baca Juga : Satgas RAFI 2024 Resmi Ditutup
Langkah yang diambil Pertamina Foundation guna pengembangan pendidikan Vokasi dan mencetak sumber daya manusia yang kompeten.
Penandatangan MoU tersebut dilakukan oleh Chief of Staff & Deputy President OST Eastern Switzerland University of Applied Science Prof. Alex Simeon dan Rektor Universitas Pertamina Prof. Dr. Wawan Gunawan A. Kadir, M.S., disaksikan Direktur Sumber Daya Manusia PT Pertamina (Persero) Erry Sugiharto, dan Director Institut für Kommunikation und interkulturelle Kompetenz (IKIK) Prof. Dr. Stefan Kammhuber di Rapperswil – St.Gallen, Senin, (22/4/2024).
Turut menyaksikan Presiden Direktur Pertamina Foundation Agus Mashud S. Asngari, Direktur Operasi Pertamina Foundation Yulius S. Bulo, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan dan Kerjasama UPER, Dr. Techn. Djoko Triyono, S.Si., M.Si., dan Konsuler KBRI di Bern untuk Konfederasi Swiss.
“Pertamina telah berkomitmen signifikan terhadap keberlanjutan dan transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu, kami secara terbuka menyambut inisiatif kolaborasi yang bertujuan untuk mengurangi emisi karbon, meningkatkan efisiensi energi, berinvestasi pada sumber energi terbarukan, serta keterlibatan dan pengembangan masyarakat. Salah satunya melalui kolaborasi dengan Swiss untuk pengembangan vokasi di IKN,” ujar Erry.
Senada dengan hal tersebut, Prof. Wawan Gunawan menambahkan, lewat kampus vokasi di IKN, UPER akan berperan sebagai garda terdepan penciptaan SDM terampil dengan keunggulan komparatif di bidang sustainability new and renewable energy.
“Kampus vokasi di IKN akan berfokus pada pengembangan SDM berbasis learning outcome dan sejumlah program yang dapat meningkatkan kapasitas lulusan untuk memenuhi kebutuhan industry sekaligus menjawab isu keberlanjutan. Lewat kerja sama ini, kampus vokasi UPER tidak hanya membekali mahasiswanya dengan pengetahuan terkait kebutuhan industri atau operator seputar migas tetapi juga energi baru terbarukan dan isu-isu berkelanjutan,” tambah Prof. Wawan.
Dilansir dari laman World Intellectual Property Organization, Swiss menduduki peringkat 1 pada Global Innovation Index selama 13 tahun berturut-turut yang dinilai berdasarkan 4 (empat) hal, yakni science and innovation investment, technological progress, technology adoption, dan socioeconomic impact. Keberhasilan ini salah satunya didukung oleh sistem Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan (VET) yang dimiliki Swiss.
Pada lawatan tersebut, Duta Besar RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein H.E. Ngurah Swajaya memfasilitasi dan memimpin rombongan Pertamina bertemu dengan Kementerian Koordinator untuk Pendidikan, Riset, dan Inovasi (State Secretariat for Education, Research, and Innovation / SERI) dan diterima oleh H.E. Ambassador Jacques Ducrest (22/4/2024). Ambassador Ducrest menyampaikan menambahkan, kesuksesan pendidikan vokasi Swiss tercipta berkat kerja sama multipihak, mulai dari institusi pendidikan, pemerintah, dan industri.
“Keunggulan dari sistem vokasi (VET) kami adalah kedekatan dengan industri, kurikulum hingga sistem belajar mengajar link and match dengan industri dan langsung terlibat dalam rantai pasok proses produksi dan adanya permeability di mana mahasiswa bisa berganti topik minat dan profesi melalui mekanisme tertentu,” ujar H.E. Jacques Ducrest.
Setiap keterampilan yang diperoleh para siswa, disertifikasi dan distandarisasi sehingga institusi pendidikan dan industri saling mendapatkan manfaat. Mahasiswa lebih mudah terserap oleh industri dan perusahaan mendapatkan tenaga kerja berkualitas serta sesuai kualifikasi.
“Kami siap untuk memberikan dukungan terhadap pengembangan vokasi UPER di Ibu Kota Nusantara dan berharap ini awal untuk memulai kerja sama di bidang lainnya, terutama terkait sustainability,” tambahnya.
Lawatan juga disambut oleh Direktur Industrie Diensleistung Modegestaltung (IDM) Thun Mr Ben Hutter untuk mendalami implementasi VET di tingkat Canton/Federal dan berkunjung ke Swiss Federal University for Vocational Education Training (SFUVET). Tidak kalah penting dilakukan juga penjajakan peluang kolaborasi ke Global Head Quarter dari Swisscontact, NGO yang berfokus pada pembangunan ekonomi berkelanjutan yang dipimpin oleh sektor swasta dan peningkatan kualitas hidup bagi semua orang di negara-negara berkembang.
“Lewat kesepakatan MOU yang dibuat, serta terbukanya dukungan dari antar pemerintah baik itu RI maupun Konfederensi Swiss, kami berharap UPER bisa mengadopsi sistem VET yang dimiliki Swiss dan dapat secara signifikan meningkatkan metodologi pendidikan di Universitas Pertamina, menumbuhkan budaya pembelajaran praktis, dan pemecahan masalah dunia nyata di kalangan mahasiswa UPER. Pada akhirnya, kampus vokasi UPER mampu menciptakan peluang pendapatan bagi masyarakat, mengurangi kemiskinan serta yang tidak kalah penting yakni mengurangi emisi gas rumah kaca,” tutup Agus. (papuaku)
Pewarta : Bagus Wicaksono