MANOKWARI, papuaku.com – Penjabat Gubernur Papua Barat, Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw M.Si membeberkan kondisi stunting dan kemiskinan ekstrem di Papua Barat pada musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang), Kamis (4/5/2023).
Ia mengatakan stunting di Papua Barat mencapai 30 persen. Terdapat empat kabupaten yang mengalami kenaikan yakni Manokwari, Pegunungan Arfak, Fakfak dan Kaimana.
“Masing-masing yakni Manokwari naik sebesar 9,7 persen, Pegunungan Arfak naik sebesar 11,4 persen, Kaimana naik sebesar 0,7 persen dan Fakfak naik sebesar 3 persen,” ujarnya.
Sedangkan kemiskinan ekstrem di Papua Barat rata-rata persentase mengalami penurunan dari tahun 2021 sebesar 9,64 persen turun di tahun 2022 menjadi 8,35 persen.
“Ada penurunan sebesar 1,29 persen namun masih di bawah rata-rata nasional,” katanya.
Ia menuturkan untuk menangani stunting dan kemiskinan ekstrem perlu adanya revitalisasi dari peran posyandu.
“Petakan dan berikan pelayanan kepada keluarga yang beresiko stunting,” tuturnya.
Menurutnya, stunting dan kemiskinan ekstrem di Papua Barat merupakan tantangan dan tugas bersama untuk memperbaiki capaian kinerja di berbagai sektor pembangunan di tahun 2024.
“Untuk itu, perlu pendekatan perencanaan pembangunan secara tematik holistik guna mendukung pencapaian tujuan pembangunan lebih efektif dan efisien,” pungkasnya.
Dalam musrenbang tersebut, turut hadir Deputi Bidang Pengelolaan Infrastruktur Kawasan Perbatasan, Staf Ahli Menteri Bappenas Bidang Pemerataan dan Kewilayahan. (GOS/RED)