WAISAI, papuaku.com – Balai Guru Penggerak (BGP) Papua Barat melakukan sosialisasi implementasi kurikulum merdeka jalur mandiri, Senin (13/3/2023).
Kepala BGP Papua Barat, Tuning Supriyadi, MPd mengatakan selain implementasi kurikulum Merdeka, ada pula penyusunan sasaran kerja pegawai (SKP) bagi kepala sekolah SMA dan SMK di Kabupaten Raja Ampat.
“Struktur pembelajaran dalam kurikulum merdeka sangat mendukung pemenuhan akreditasi sekolah,” ujarnya.
Ia menjelaskan pembelajaran berbasis project dan produk menjadi hal yang seharusnya dalam meningkatkan kompetensi lulusan dan mutu pembelajaran.
“Untuk menjamin kualitas lulusan SMA dan SMK musti ada pembelajaran berbasis project dan produk,” jelasnya.
Ia menuturkan dalam penyusunan rencana SKP, adanya peran penting kepala sekolah dalam melaksanakan dialog kinerja bersama guru di sekolah.
“Dialog dan pembagian peran hasil diharapkan dapat mendukung peningkatan Kinerja Sekolah,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMK DKV Raja Ampat, Jajang Kusnara yang dihubungi media ini mengatakan pelatihan implementasi kurikulum merdeka banyak memberikan dampak bagi sekolah SMA dan SMK.
“Mulai dari pendaftaran melalui laman situs yang tersedia, mendownload aplikasi PMM didampingi langsung Kepala BGP Papua Barat,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Jajang SMK DKV Raja Ampat sebelumnya telah mengikuti implementasi kurikulum merdeka (IKM), melihat pentingnya pelaksanaan IKM.
“SMK DKV Raja Ampat memilih mandiri berbagi dalam menentukan kurikulum operasional sekolah,” kata Jajang Kusnara.
Ia menyebutkan P5 menjadi senjata pamungkas dalam implementasi kurikulum merdeka.
“Bukti nyatanya, adanya kolaborasi satu pembelajaran dengan pembelajaran yang lain secara tersirat berupa meleknya para guru, siswa dan kepala sekolah mengenai penggunaan aplikasi terintegrasi,” sebutnya.
“Pada akhirnya menghasilkan peserta didik yang unggul dalam eksplorasi diri baik di dunia akademisi maupun dunia kerja,” sambungnya. (GOS/RED)