MANOKWARI, papuaku.com – Kelompok Masyarakat adat di Distrik Masni meminta untuk berhenti mengusik ‘Piring Makan’ masyarakat adat.
Aktivitas Penambangan di kawasan Waserawi Distrik Masni Kabupaten Manokwari merupakan sumber mata pencaharian masyarakat adat.
Salah Satu Kepala Suku dan pemilik hak ulayat, Markus Wam mengatakan pengusaha tambang emas yang menyewa lahannya menggunakan sistem bagi hasil sehingga membuat kehidupan ekonomi menjadi lebih baik.
“Tanah adat ini kami kelola untuk kehidupan hingga pendidikan anak-anak. Pihak luar yang mengatasnamakan LSM dan media mencoba merusak aktivitas penambangan yang menjadi sumber ‘Piring Makan’ masyarakat adat melalui provokasi dengan alasan tambang emas illegal ke pihak keamanan,” ujarnya dalam rilis yang diterima media ini, Senin (18/9/2023).
Ia menjelaskan bahwa aktivitas penambangan emas di Wasirawi Distrik Masni sudah berjalan beberapa tahun yang pengelolaannya dengan mempercayakan kepada sejumlah pengusaha.
Ia menyebutkan dari hasil tambang emas ini, banyak masyarakat adat yang telah berhasil membangun rumah hingga menyekolahkan anak-anaknya.
“Kesejahteraan ini yang belum kita rasakan. Kali ini kita sudah rasakan dan banyak pihak luar yang mengganggu,” sebutnya.
Menurutnya, pemerintah daerah belum memberikan kesejahteraan kepada masyarakat adat. Belum ada solusi dalam memberikan kesejahteraan ke masyarakat adat.
“Kalau pemerintah dapat memberikan seperti yang kita rasakan saat ini, silahkan untuk tutup aktivitas tambang emas,” katanya.
Senada, Kepala Suku di Kampung Warmomi, Waserawi dan Wariori Piter Mandacan mengatakan dirinya membuka diri untuk menerima pengusaha tambang emas di wilayah adatnya.
“Kami kecewa adanya penyisiran pihak keamanan kepada para pengusaha tambang emas,” kesalnya.
Dampak tambang emas, kata Piter Mandacan berdampak pada ekonomi bagi kehidupan keluarga.
“Pejabat-pejabat ada karena rakyat, jadi kalua tambang emas bisa bermanfaat bagi rakyat kecil kenapa harus ada penyisiran. Berikan solusi kepada kami,” katanya.
Ditanya terkait dengan adanya penggunaan zat kimia yang merusak, Dirinya juga tidak setuju terkait hal tersebut.
“Kami tidak setuju menggunakan zat kimia karena itu merusak lingkungan. Kami selalu menjaga lingkungan kami agar tidak menggunakan zat kimia,” pungkasnya. (gos/red)