MANOKWARI, papuaku.com – Inflasi tahunan di Papua Barat pada Mei 2023 sebesar 3,99 persen. Inflasi di Papua Barat mendekati inflasi nasional sebesar 4,00 persen. Inflasi di Papua Barat terlihat dari gabungan dua kota yakni Manokwari dan Sorong.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Papua Barat, Johannis Lekatompessy, SE mengatakan inflasi tahunan Papua Barat mendapat sumbangan terbesar dari transportasi sebesar 14,44 persen.
“Dari 11 kelompok pengeluaran, hanya 1 yang mengalami deflasi yakni informasi, komunikasi dan jasa keuangan,” ujarnya.
Ia menjelaskan jika dilihat dari dua kota gabungan, Manokwari kelompok pengeluaran transportasi sebesar 10,97 persen sedangkan Kota Sorong pada kelompok yang sama sebesar 15,46 persen.
Sedangkan jika melihat dari kelompok penyumbang inflasi di Manokwari yakni bensin sebesar (0,5021), angkutan udara sebesar (0,5001), rokok kretek filter sebesar (0,4648), ikan oci sebesar (0,3574) dan daging babi sebesar (0,2168).
Kemudian di Kota Sorong yakni Bensin sebesar 0,6564, angkutan dalam kota sebesar 0,4422, angkutan udara sebesar 0,3734, rokok kretek filter 0,3376, dan beras sebesar 0,2019.
Berdasarkan 90 kota indeks harga konsumen, kata Johannis terdapat 77 kota yang mengalami inflasi dan 13 kota yang mengalami deflasi.
“Untuk Manokwari berasa di peringkat 16 sedangkan Kota Sorong berasa di peringkat 9,” katanya.
Ia mengungkapkan bahwa inflasi di Papua Barat patut disyukuri sebab masih di bawah inflasi nasional.
“Ini hasil kerja keras bersama dari setiap pemangku kebijakan untuk menjaga inflasi di Papua Barat,” ungkapnya. (gos/red)