MANOKWARI, papuaku.com – Pj Gubernur Papua Barat, Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw M.Si bersama Forkopimda melakukan panen raya di Kampung Desai Distrik Prafi, Manokwari, Senin (20/2/2023).
Panen raya tersebut merupakan hasil dari pencanangan penanaman bersama Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo bersama Pj Gubernur Papua Barat dan Bupati Manokwari pada masa tanam II 2022-2023.
Pj Gubernur Papua Barat mengatakan panen raya merupakan komitmen bersama dalam mengantisipasi krisis pangan di daerah.
“Luasan panen di Kampung Desai sebesar 277 hektare,” ujarnya.
Sebelumnya, panen raya ini telah di awali pada 6 Februari 2023 lalu seluas 177 hektare dan kali ini seluas 100 hektare.
“Ada pesan penting dari panen raya kepada masyarakat untuk terus penanaman pangan guna antisipasi krisis pangan terutama beras,” ucap Waterpauw.
Ia menuturkan bahwa beras merupakan makanan pokok masyarakat. Selain krisis pangan, panen raya ini juga bisa menekan angka inflasi Papua Barat.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikuktura dan Perkebunan (TPHBun) Papua Barat, Dr. Yacob S. Fonataba, M.Si merincikan lahan di Distrik Prafi sebesar 908 hektar, Distrik Masni seluas 934 hektare dan Distrik Sidey seluas 415 hektare.
“Total lahan sawah di Manokwari seluas 2.257 hektare,” rincinya.
Ia mengungkapkan, kampung Desai memiliki potensial lahan sawah seluas 294 hektare namun baru tertanami seluas 277 hektare.
Hasil produksi pada masa tanam II di Kampung Desai, Kata Fonataba sebanyak 5,1 ton per hektare gabah kering panen.
“Setelah penggilingan menjadi 2,5 ton beras,” ucapnya.
“Jika dikalikan dengan luas tanam seluas 277 hektare bisa mendapatkan 692,5 ton beras,” katanya lagi.
Sebelum adanya pemekaran wilayah Papua Barat Daya, luas lahan di Papua Barat yakni 11 ribu hektare. Namun setelah ada pemekaran menjadi 5.015 hektare yang terdapat di Kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan, Teluk Wondama, Teluk Bintuni, Fakfak dan Kaimana.
Ia mengungkapkan kebutuhan beras di Papua Barat saat ini dalam satu tahun dengan jumlah masyarakat 577 ribu jiwa sebanyak 49.098 ton dimana setiap orang membutuhkan beras dalam setahun sebanyak 85 kilogram.
“Sementara ketersediaan beras di Papua Barat 30.691 ton sehingga masih ada selisih dan ini yang harus kita genjot,” ungkapnya.
“Apabila bisa mencukupi kebutuhan tersebut, maka Manokwari sebagai lumbung padi bisa terwujud,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, para petani juga meminta bantuan dari pemerintah daerah berupa alat panen sebanyak 10 unit guna mempercepat proses panen.
“Untuk permintaan bantuan alat panen, akan kita programkan bersama kepala dinas TPHBun. Akan kita usulkan setidaknya ada yang akan kita berikan bantuan beberapa,” kata Waterpauw. (GOS/RED)