MANOKWARI, papuaku.com – Pemerintah Provinsi Papua Barat memanen cabai dari hasil yang ditanam petani Kampung Prafi Mulya Manokwari, Senin (6/2/2023).
Dalam panen cabai tersebut, turut hadir Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Papua Barat yang mewakili Pj Gubernur Papua Barat, Kepala BPS Papua Barat, Maritje Pattiwaellapia, SE, MSi, Kepala Dinas TPHBun, Dr. Yacob S. Fonataba M.Si, Kepala Balai Standardisasi Instrumen Pertanian UPT Kementan di Papua Barat, Dr. Asser Rouw, M.Si, Penyuluh Pertanian, Carko, SSt.
Luasan pertanian cabai di Distrik Prafi sebesar 20 hektar. Petani Cabai, Sanusi mengatakan lahan cabai miliknya luasannya sebesar 2 hektar yang siap panen dengan produksi mencapai 1 ton per hektar dalam interval panen 2 kali seminggu.
“1 hektar bisa sampai 15 kali panen. Panen pertama sampai ke lima bisa produksi 1 ton. Panen ke enam sampai ke 15 produksi rata-rata 500 kilo,” ujarnya.
Sementara itu, Asisten II Perekonomian Pembangunan Setda Papua Barat, Melkias Werinussa mengatakan panen cabai kali ini bisa memenuhi kebutuhan dan stok di pasar.
“Tim TPID Papua Barat teru melakukan pemantauan terhadap komoditas cabai agar tidak terjadi lonjakan harga,” ujarnya.
Ia berharap harga cabai tetap stabil dan tidak anjlok karena bisa merugikan petani.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat, Maritje Pattiwaellapia mengatakan komoditas cabai pada hari raya keagamaan memiliki andil dalam inflasi di Papua Barat.
Ia menyebutkan konsumen cabai di Manokwari lebih banyak ke industri seperti restoran, hotel, rumah makan dan sebagainya sehingga sering menyebabkan stok kurang di pasaran.
“Untuk kebutuhan masyarakat secara umum, tidak terlalu besar,” sebutnya.
“Hasil panen cabai kali ini bisa membantu dalam menjaga inflasi untuk komoditas cabai,” katanya menambahkan.
Berdasarkan data BPS, inflasi tahunan di Papua Barat cabai rawit memberikan andil deflasi sebesar -0,4699 dan cabai merah -0,0405. (GOS/RED)