MANOKWARI, papuaku.com – Pandemi covid 19 membuat mutu pendidikan di Papua Barat mengalami penurunan, hal tersebut terlihat dari angka mutu pendidikan di Papua Barat saat pandemi covid 19 berada di angka 80 persen.
Kepala Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Papua Barat, Ir. Y Edison Sulla, MM di Manokwari, Senin (10/10/2022) mengatakan pasca pandemi covid 19, mutu pendidikan di Papua Barat sudah kembali pulih berada di angka 90 persen.
“Saat ini sudah mencapai 90 persen. Secara nasional berkisar 90 hingga 95 persen,” ujarnya.
Ia mengungkapkan kembali pulihnya mutu pendidikan di Papua Barat karena adanya terobosan dari Kemendikbudristek yang membuat peserta didik dan pendidik berebut kembali marwah proses pembelajaran tatap muka.
“Perubahan-perubahan yang terjadi di nasional sampai ke daerah dengan pemberlakuan kurikulum merdeka,” ungkapnya.
Ia menyebutkan kurikulum merdeka memberikan keleluasaan kepada guru dan siswa untuk belajar secara mandiri.
“Di Papua Barat, sudah ada beberapa kabupaten kota yang sudah mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar,” sebutnya.
Untuk yang wajib melaksanakan kurikulum merdeka belajar, lanjut Edi bagi sekolah yang sudah melaksanakna program sekolah penggerak.
“Yang bukan sekolah penggerak bisa memilih antara mandiri, berubah atau berbagi,” katanya.
BPMP Papua Barat telah berupaya memberikan pelayanan di satuan pendidikan terutama peserta didik agar mutu pendidikan tidak terus turun.
“Dampak dari penurunan mutu pendidikan terlihat ketika Asessmen nasional. Itu akan ketahuan kemampuan dasar literasi, numerasi akan terlihat jelas,” ucap Edi.
“Untuk di Papua Barat Asessment 2021 lalu kita tidak terlalu di bawah, kita masih berada di atas rata-rata sekitar 70 hingga 75 persen,” imbuhnya.
Menurutnya, anjloknya mutu pendidikan terlihat kepada anak-anak peserta didik selalu ada di rumah, tidak mau bersekolah.
Bahkan ada beberapa sekolah hingga Februari-Maret belum masuk sekolah, padahal sudah ada surat edaran terkait dengan pelaksanaan pembelajaran tatap muka tetapi dalam kondisi terbatas.
“Itu saja masih belum ada yang mau masuk sekolah. Namun tahun ajaran 2022/2023 semua sekolah di Papua Barat sudah melaksanakan proses pembelajran,” tutupnya. (RED)