MANOKWARI, papuaku.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini tengah gencar terkait guru penggerak. Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Papua Barat, Tuning Supriyadi, M.Pd mengatakan Papua Barat memiliki 113 guru penggerak.
“Dalam perekrutan dan pelaksanaan program guru penggerak kami berkolaborasi dengan dinas pendidikan,” ujarnya di Manokwari, Kamis (6/10/2022).
Ia merincikan bahwa guru penggerak tersebar di Kota Sorong sebanayk 39 guru penggerak, Kabupaten Sorong sebanyak 27 guru penggerak. Kemudian Kabupaten Manokwari sebanyak 15 guru penggerak, Kabupaten Fakfak sebanayk 6 guru penggerak, Kabupaten Sorong Selatan sebanyak 6 guru penggerak dan Kabupaten Raja Ampat sebanyak 20 guru penggerak.
“Guru penggerak saat ini masih kurang, idealnya satu sekolah terdapat tiga hingga tujuh guru penggerak,” katanya.
Ia menjelaskan tujuan dari guru penggerak untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan pedagogik guru.
“Hasilnya nanti yakni mandiri mengembangkan diri dan orang lain, mengelola pembelajaran, berkolaborasi mengembangkan sekolah dan mengembangkan ekosistem pembelajaran holistik,” jelasnya.
Dirinya menyebutkan perekrutan guru penggerak yakni guru ASN ataupun non ASN baik dari sekolah swasta maupun negeri.
“Minimal sudah mengabdi selama 5 Tahun dan memiliki sisa mengajar tidak kurang dari 10 Tahun atau memiliki usia tidak lebih dari 50 Tahun saat registrasi pendaftaran,” ucap Tuning.
Pelatihan menjadi guru penggerak, lanjut Tuning selama enam bulan dengan pola hybrid yang terdiri dari kelas pelatihan daring, lokakarya dan pendampingan.
“Yang sudah mengikuti diklat guru penggerak yakni angkatan empat, lima dan enam,” pungkasnya. (RED)