MANOKWARI, papuaku.com – Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Papua Barat bersama beberapa komunitas menanam 1.700 anakan bibit mangrove.
Kepala Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup Papua Barat, Winston Robert Suebu mengatakan mangrove sebagai penghasil oksigen dan penyerap karbon dioksida sehingga butuh perhatian serius.
“Sayangnya sampai saat ini belum mendapatkan perhatian serius seperti halnya pembangunan di wilayah daratan,” ujarnya di Manokwari, Minggu (17/7/2022).
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran, Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Pengaduan Lingkungan, DLHP Manokwari, Yohanes Ada’ Lebang menyediakan 3.000 anakan bibit magrove dari komunitas Sowi Pantai.
“Pembagiannya yakni 1.000 anakan pada penanaman di pesisir pantai Arfai dan 1.700 anak-an Mangrove berasal dari Kampung Wamesa Distrik Manokwari Selatan,” kata Lebang.
Komunitas Sowi Pantai menyediakan 2.000 anakan untuk penanaman di pulau Raimuti menggunakan metode penanaman rumpun berjarak dengan kotak kayu yang ditutupi jaring.
“Tiap rumpun nya sekitar 20-30 anakan dan dengan sistem Ajir,” pungkasnya.
Ketua Komunitas Mangrove Sowi Pantai Manokwari, Agus Stepanus Fonataba, mengungkapkan penanaman mangrove untuk menggerakkan fokus pemuda guna pemulihan ekosistem mangrove yang mulai terganggu pada beberapa lokasi.
“Seperti terdegradasinya ekosistem sekitar pulau Raimuti dan pantai Arfai,” kata Agus Fonataba.
Ia berharap mangrove yang telah tertanam menjadi perhatian dan komitmen bersama untuk menjaganya. Tak lupa perlu adanya pengawasan dan pemeliharaan sehingga tumbuh maksimal.
“Tak sampai di sini saja, pengawasan dan pemeliharaan perlu di lakukan,” harapnya. (RED)